Assalamualaikum
wr. Wb!
Kita lanjutin ajah
lah , tanggung nih ada kelanjutan atau ada hubunganya tentang artikel
sebelumnya tentang Seks Bebas!
Kali ini gue mau
ngasih info atau pengetahuan tentang HIV/AIDS!
Yo kita langsung
Ulas apa itu HIV/AIDS Penyakit yang di bilang paling menakutkan saati ini!
Apakah
yang dimaksud dengan HIV dan
AIDS?
HIV atau (Human
Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh ( limfosit ) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia.
Orang yang dalam darahnya
terdapat virus HIV dapat tampak sehat
dan belum membutuhkan pengobatan.
Namun orang tersebut dapat menularkan
virusnya kepada orang lain bila melakukan
hubungan seks dan berbagi alat suntik
dengan orang lain.
AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome
adalah sekumpulan gejala penyakit
yang timbul karena turunnya kekebalan
tubuh. AIDS disebabkan oleh infeksi
HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh pada seseorang maka
orang tersebut sangat mudah terkena
penyakit seperti TBC, kandidiasis,
berbagai radang pada kulit, paru,
saluran pencernaan, otak dan kanker.
Stadium AIDS membutuhkan pengobatan
Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan
jumlah virus HIV di dalam tubuh sehingga
bisa sehat kembali.
Bagaimana
HIV bisa ditularkan kepada
orang lain?
-Melalui
hubungan seks tanpa menggunakan
kondom sehingga memungkinkan cairan mani
atau cairan vagina yang mengandung virus HIV masuk ke dalam tubuh pasangannya!
-Dari
seorang ibu hamil yang HIV positif
kepada bayinya selama masa kehamilan,
waktu persalinan dan/atau waktu
menyusui.
-Melalui
transfusi darah/produk darah yang
sudah tercemar HIV.
Lewat pemakaian alat suntik yang sudah tercemar HIV,
yang dipakai
bergantian tanpa disterilkan, terutama terjadi
pada pemakaian
bersama alat suntik di kalangan pengguna narkoba
suntik (penasun).
Apakah
transfusi darah di fasilitas kesehatan
berisiko menularkan HIV?
Tidak berisiko karena umumnya, Palang Merah Indonesia dan fasilitas kesehatan selalu melakukan pengecekan atau skrining HIV pada darah donor sebelum melakukan transfusi kepada orang lain. Darah tercemar HIV tidak digunakan.
Apakah
infeksi HIV dapat dicegah?
Jawabanya? Ya. dengan
cara:
1.
Abstinence – Tidak berhubungan
seks (selibat)
2. Be
Faithful – Selalu setia pada
pasangan
3. Condom –
Gunakan kondom di
setiap hubungan seks berisiko
4. Drugs –
Jauhi narkoba
Bagaimana
cara mengetahui status HIV?
Orang yang sedang dalam tahap HIV tidak bisa kita kenali. Mereka tampak sehat dan tidak menunjukkan gejala penyakit apapun.
Status terinfeksi HIV
hanya dapat diketahui setelah mengikuti
test HIV yang disertai konseling. Segera
kunjungi fasilitas kesehatan terdekat
(Klinik VCT) untuk tes HIV.
Apa yang
dimaksud dengan tes HIV?
Layanan test HIV dan konseling ini disebut sebagai VCT ( Voluntary Counseling and Testing ).
Tes HIV biasanya
berupa tes darah untuk memastikan
adanya antibodi HIV di dalam sampel
darah. Tes HIV bersifat sukarela dan
rahasia. Sebelum melakukan tes HIV, akan
dilakukan konseling untuk mengetahui
tingkat risiko infeksi dari
perilaku selama ini dan bagaimana
nantinya harus bersikap setelah mengetahui
hasil tes HIV. Untuk tes cepat dapat
juga digunakan tes usapan selaput
lendir mulut ( Oraquick)
Apakah ada
pengobatan untuk HIV dan AIDS?
Terinfeksi HIV bukanlah vonis mati. AIDS dapat dicegah dengan pengobatan antiretroviral atau ARV. Pengobatan ARV menekan laju
perkembangan virus HIV di dalam tubuh
sehingga orang dengan infeksi HIV
dapat kembali “sehat” atau ‘bebas
gejala’. Namun virus HIV masih ada di
dalam tubuhnya dan tetap bisa menularkan
pada orang lain.
Apakah
orang yang telah terinfeksi HIV boleh
berkeluarga dan memiliki keturunan?
Risiko penularan kepada pasangan melalui hubungan seksual dapat dicegah
dengan penggunaan kondom. Pengobatan dengan ARV juga dapat menekan pertumbuhan virus HIV dalam tubuh manusia sampai ke batas yang tidak
terdeteksi sehingga risiko penularan ke pasangan dapat dikurangi, namun harus tetap menggunakan kondom.
Orang yang telah terinfeksi HIV bahkan
tetap dapat memiliki keturunan dengan aman. Melalui program Pencegahan
Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA/PMTCT),
penularan HIV dari ibu ke anak
saat kehamilan, melahirkan dan menyusui dapat dikurangi sampai 0%.
Calon orang tua dapat
menekan risiko penularan pada anak dengan mengetahui
status HIV sejak dini.
Berkonsultasilah dengan dokter yang merawat.
Apakah
orang yang telah terinfeksi HIV perlu
dihindari?
Anda tidak perlu menghindari orang yang telah terinfeksi HIV. Penularan HIV
terjadi melalui cara-cara yang spesifik. Berinteraksi sosial dengan orang yang
telah terinfeksi HIV tidak menyebabkan penularan HIV.
Mendobrak Mitos HIV:
-HIV tidak
menular di kolam renang umum
-HIV tidak
menular melalui batuk atau bersin
-HIV tidak
menular melalui gigitan nyamuk atau
serangga lainnya
-HIV tidak
menular dengan berbagi alat makan
bersama
-HIV tidak
menular karena berjabat tangan
-HIV tidak
menular karena berciuman
Adakah
keterkaitan infeksi HIV dan Infeksi
Menular Seksual?
Infeksi Menular Seksual atau IMS adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual baik melalui vagina, anus atau mulut. Orang yang mengidap IMS memiliki risiko yang lebih besar untuk terinfeksi HIV.
Perlukaan pada kelamin karena adanya IMS dapat mempermudah seseorang
tertular HIV saat berhubungan seks tanpa pengaman.
Gejala yang timbul tergantung pada jenis IMS yang diderita.
-Beberapa gejala IMS yang
mungkin timbul adalah:
· Keluarnya sekret atau nanah dari penis, vagina atau anus
· Nyeri atau terasa panas waktu kencing
· Benjolan, bintil atau luka pada penis, vagina, anus atau mulut
· Pembengkakan di pangkal paha
· Perdarahan setelah berhubungan kelamin
· Nyeri pada perut bawah (wanita)
· Nyeri pada buah pelir
-Penyakit IMS misalnya:
· Sifilis
· Kencing Nanah (Gonore)
· Klamidia
· Herpes Genitalis
· Infeksi Trikomunas
· Kutil Kelamin
Bila terdapat gejala di atas, jangan mengobati diri sendiri dengan obat bebas di pasaran. IMS itu mencakup banyak jenis
penyakit.
Segera periksakan diri
anda ke layanan kesehatan terdekat
untuk mendapatkan pengobatan yang
tepat.
Hindari hubungan seks atau gunakan kondom dalam hubungan seks selama masih dalam pengobatan. Agar
infeksi tidak berulang, ajak pasangan
untuk diperiksa dan diobati
pula. Bila IMS tidak mendapakan pengobatan yang tepat, dapat
meningkatkan risiko terkena infeksi
HIV, kemandulan, keguguran, atau penularan
IMS kepada pasangan atau bayi
yang dikandung.
Pengobatan
HIV:
Pengobatan HIV dan AIDS pada dasarnya meliputi aspek Medis Klinis, Psikologis dan Aspek Sosial yang meliputi pengobatan supportive (dukungan),
pencegahan dan pengobatan infeksi oportunistik dan pengobatan
antiretroviral.
ARV atau Antiretroviral
ARV merupakan singkatan dari Antiretroviral,
yaitu obat yang dapat menghentikan
reproduksi HIV didalam tubuh. Bila
pengobatan tersebut bekerja secara
efektif, maka kerusakan kekebalan
tubuh dapat ditunda bertahun–tahun
dan dalam rentang waktu yang cukup
lama sehingga orang yang terinfeksi
HIV dapat mencegah AIDS.
Dengan semakin meningkatnya jumlah kasus infeksi HIV tersebut, ARV memiliki peran penting dalam menciptakan masyarakat sehat melalui strategi
penanggulangan AIDS yang memadukan upaya pencegahan dengan upaya
perawatan, dukungan serta pengobatan. Hingga saat ini, ARV masih merupakan paling efektif serta mampu
menurunkan angka kematian dan berdampak
pada peningkatan kualitas hidup orang
terinfeksi HIV sekaligus
meningkatkan harapan masyarakat untuk hidup lebih sehat. Sehingga pada saat ini HIV dan AIDS telah diterima sebagai penyakit yang dapat dikendalikan seperti diabetes, asma atau darah tinggi dan tidak lagi dianggap sebagai
penyakit yang pembunuh yang menakutkan
Gimana Sob bacanya
Seremkan?? Haha , iya nih gue juga jadi lebih takut untuk ngelakuin hal-hal
yang bisa menyebabkan HIV AIDS..
Moga bermanfaat
dan menambah wawasan!
Katakan NO UNTUK
HIV/AIDS
Terimakasih, Gue
pamit dulu, Sampai berjumpa di artikel lain.
Wassalam!


Tidak ada komentar:
Posting Komentar